[FF EXO] FREELANCE | DEAR LADY [3]







Poster By: Kyoung @ Poster Channel (Link hidup)

DEAR LADY  [3]

«Finderwu_»

↓↓
 Chapter   AU?  ♦ Romance?  Hurt T 
↓↓
¶ Park Chae-Young/Rose Parker  Oh Sehun/Christopher ♥
 Kris Wu 
 Xi Luhan 
Other cast

Disclaimer:
Hallo! Cerita ini murni dari pemikiranku yang tiba-tiba(?) muncul disaat asam lambungku naik(?). tidak ada unsur copas atau plagiat. Aku mencoba membawakannya dengan gayaku sendiri.
Typo everywhere!

Wattpad Finderhan


Do you ask me?  FinderWu14

Summary:
You know that you drive me crazy. But it’s one of the things I like and that’s the way you turn me on. Cause I know you need it.

2017 © FINDER’s work & all right reserved

-Happy Reading-
Dear Lady 1 Dear Lady 2 | Dear Lady 3| ...

Wilder than I’ve ever been, you’ve become my favorite sin 

¡
¡
¡

“Percepat gerakan. Jangan sampai mencolok”
“Baik, boss” 
***
Praaang
“Kau gila, ya!” Luhan menahan tangan Sehun yang berniat meraih vas kecil untuk ia lemparkan. Sungguh! Ia tak tau harus berbuat apa pada temannya ini. kenapa ia melampiaskan emosinya pada benda-benda dihadapannya.
                        Nafas pria ini memburu dan wajahnya memerah. Luhan sedikit ciut nyali jika harus menghadapi Sehun yang sedang naik pitam. Bisa saja ia dibunuhnya. Luhan mencoba menuntun Sehun untuk duduk disofa. Tapi, Sehun menepih tangan Luhan hingga pria manis ini sedikit terjungkal kebelakang. Luhan menghela nafas. ia menatap miris temannya. Apa ia tidak bisa menunggu kabar sedikit saja?
Sehun berbalik menghadap Luhan. Luhan sedikit tercekat tatkala mata onix Sehun berkilat.
“Kumohon. Kau harus mendengar teori-ku dulu” kali ini ia harus bersikap tegas pada temannya. Ia tentu tidak ingin menjadi korban layaknya vas bunga yang baru ia pecahkan.
“Apa? Sialan! Menunggu dan hanya menunggu kau sebut teori, hah?” dengan susah payah, Luhan menelan salivanya. Ia memejamkan matanya erat seraya menghela nafas. Oh astaga! Dengan berat hati, Luhan menatap mata Sehun yang semakin mengintimidasinya.
“YOU-CAN-REMEMBER-THIS! Jika aku menang dalam hal ini, give me! give me, Christophe!”
“Siapa kau?”
 “…”
“Jawab aku”
“…”
“HEY!!!”
                        Wanita itu menendang tulang kering sang pria misterius  Berpakaian serba hitam dan penutup wajah, itu sangat mencurigakan.
“YAAAK!”
                        Pria itu meringis kesakitan seraya memegang betisnya. ‘ini benar-benar sakit’.
“Kau gila hah?”
                        Pria itu menatap Rose dari atas sampai bawah. Wanita ini memang cantik dan anggun. Ia menelan ludah. ‘kau sudah gila,’
“Baiklah, aku akan mengurungmu disini…”
                        Rose mendelik dan ia kini mulai ketakukan. Tempat ini gelap. Ada ada satu buah lilin yang terletak dimeja dan itu jauh sekali. Rose menggigit bibir bawahnya. Yang benar saja! ia bahkan tidak tau dimana ia berada.
                        Sementara pria asing ini, hanya ngenyir miring. Ia tahu rencananya akan berhasil. Dan setelah ini, mungkin saja ia mendapat ‘bonus’ khusus dari bos-nya. Pria ini tertawa keras menggema didalam ruangan. Ia tertawa karena melihat aksi pemberontakan sia-sia yang dilakukan oleh wanita ini. Rose.
“Kumohon, lepaskan aku,”
“Tidak bisa, nona. Karena-aku-tidak-ingin-uangku-menghilang”
                                Nafasnya tercekat. Tenggorokannya bagai dicekik dan wajahnya pucat sudah. Uang? Dan pria ini tersenyum bangga. Sebentar lagi ia akan menjadi kaya. Terlihat Rose mengeraskan rahangnya. Wanita ini benar-benar marah dan tak habis pikir dengan semuanya. Pria itu  menjualnya. Sang pria asing memundurkan tubuhnya menjauh. Lagi. pria ini tertawa atas kemenangannya.
                                Rose benar-benar muak dan ingin meludah tepat diwajah pria itu. ia harus melepaskan dirinya. Tepatnya menyelamatkan umur panjangnya. Rose memperhatikan sekelilingnya. Oh hell. Tidak ada benda berguna untuknya gunakan. Bagaimana ini?
DOOOR!!!
“Kyaaa…”
                                Rose menutup matanya. Ia mendengar suara tembakan. Dan ia berharap itu sinyal polisi. Rose merasakan dibawah kakinya basah. Ia juga tak mendengar suara tawa keras si-pria asing. Rose membenarikan membuka lebar matanya. Dari bawah kakinya, ia melihat cairan berwarna merah mengalir.
‘Darah’
                                Ia mendongak. ‘kemana pria itu?’  Rose mendelik. Mulutnya terbuka lebar. Jantungnya berdetak hebat. Ia ketakutan.
“Tidak mungkin”
                                Pria itu sudah ‘mati’. Ia melihatnya. Tepat pada punggung si-pria, darah itu mengalir deras. Wanita ini benar-benar ketakutan. Rose menoleh pada arah pintu yang terbuka. dan ia benar-benar terkejut. Ia melihat sorot kilat tatapan tajam disana. Apakah mereka teroris? Dan, apakah dirinya telah dijual oleh si-pria itu? pertanyaan bergilir dikepalanya. Rose ketakutan dan keringat dingin membasahi kulitnya.
“Ikutlah denganku, Rose!” ucap sosok diambang pintu.
                                Flashback
“Ayo main bersamaku”
“Tidak, Kris. Aku harus membantu ibu menyiram tanaman.”
Bocah laki-laki itu memberengut kesal saat si-bocah perempuan menolak ajakannya. Kris menghela nafas. kenapa ajakannya selalu ditolak mentah-mentah? Ia melirik selang air yang tergeletak. Dengan wajah memelas, Kris memperhatikan bunga mawar kesukaan si-bocah perempuan.
Ia tersenyum manis. seketika suasana hatinya membaik. Ia tahu si-bocah perempuan sangat menyukai mawar. Ia ingin sekali memetik mawar itu untuk teman perempuannya.  Alih-alih berniat memetik bunganya, Kris tersenyum lebar pada bocah perempuan.
Benar-benar menggemaskan. Giginya ompong 1 dan ia tak malu tersenyum untuk si-bocah perempuan.
“Aku berjanji akan mengajakmu bermain lagi. sore ini, Daddy akan pulang dari Canada. Kau mau datang untuk mencicipi oleh-oleh Canada?”
Kris berharap tawarannya mengajak si-perempuan akan diterima.
“Tidak, Kris!”. Dan reaksi yang diberikan si-bocah perempuan adalah sama.  Tapi, Kris tetap senang pada akhirnya. Ia kembali mengumbar senyum pada teman perempuannya.
“Tapi aku akan pergi kerumah Nenek! Aku tidak akan lupa untuk membawakanmu mawar dari nenek.”
Kris berlari meninggalkan si-bocah perempuan. Baru 5 langkah kecilnya ia berbalik dan menatap posisi dimana ia berdiri tadi dengan si-bocah perempuan. Ia mengernyit. lalu ia tersenyum lagi. apakah ia senang memamerkan gigi ompongnya? Si-bocah perempuan berjalan memasuki rumahnya.
“IBUKU BILANG, BAHWA AKU HARUS MENYAYANGI SEMUA TEMANKU. DAN AKU MENYAYANGIMU, ROSE!” teriak Kris.
                                Flashback end.
Tiba-tiba saja sebuah ingatan mangkir dalam pikiran. Apakah itu ingatan masa kecilnya? Entahlah. Rose bahkan tidak mengingat apa-apa tentang itu. Kepalanya terasa pening dan keringat dingin membasahi kulitnya. Rose meringis pelan.
“Kau baik, Rose?” ucap seseorang tadi sambil melangkah kearahnya.
Rose memegangi kepalanya. Rasanya ia mau muntah karena bau anyir darah mendominasi sekitar. Tubuhnya melemas dan ia kehilangan tenaga. Segera pria itu memegangi bahu Rose. Rose tidak bisa melihat wajah sang pria karena ruangan ini gelap. Jantungnya berdetak hebat. Wajah pria itu sangat dekat dengannya.
Hingga penglihatannya menjadi kabur dan hitam.
###
Rose mengerjapkan matanya. Ia mencoba menyesuaikan bias cahaya yang masuk dalam penglihatannya. Rose bangkit dan terduduk ditepi ranjang. Ia memperhatikan sekitar. Rose berpikir –ini bukan kamarnya atau tempat yang ia kenali. Semua terasa asing dan… berbeda.
Rose memperhatikan cermin besar di wardrobe ruangan ini. ia memperhatikan pantulan dirinya disana. Ia tidak ingat jika ia berganti baju waktu lalu –atau mandi disaat ia tengah tertidur lalu berganti baju. Rose berdiri dan kepalanya terasa pening.
Rose menoleh kearah pintu. terlihat bayangan seseorang disana. Rose menerka-nerka.
“Rose?” ujar seseorang dibalik pintu.
Perasaannya was-was, hingga pintu itu terbuka lebar menampakkan sosok asing baginya, seorang Pria tak dikenal. Pria tinggi dengan setelan formal berjalan mendekat kearahnya. Sontak  melangkah mundur.
Rose memperhatikan wajah pria itu. Dagunya tajam dan sorot mata picik  yang membuatnya melemas seketika. Pria itu mengulurkan tangannya berniat menyentuhnya. Rose langsung menangkis tangan pria itu menjauh dari wajahnya. Suasana diantara mereka sangat canggung –tapi, yang Rose rasakan adalah aura mencekam dari pria dihadapannnya.
Pria itu menyeringai. Ia tahu jika Rose akan menolaknya –sebelum dirinya mengatakan suatu basa-basi terlebih dahulu.
“It’s me! remember?” ujar pria itu.
Rose mengernyit. apakah ia pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya? Atau dirinya memang mengenalnya? Rose mencoba mengingat, dan hasilnya ia tidak ingat pernah mengenal atau bertemu pria itu? Rose menggelengkan kepala, ia tidak mengenal si-pria ini.
“Sayang sekali, Rose” ucap pria itu dengan nada kecewa yang ia buat-buat.
“Kau tahu, aku ingin kau mengingatnya. I am sorry, I am not on there. Sorry, Rose. I can’t save you” lanjut si-pria. Tatapan matanya berubah sendu dan raut wajah pria itu seakan mengatakan ‘aku menyesal’ .
“Kau? Apa maksud-mu?” Rose tidak tahu maksud pembicaraan ini. ia terhenyak kala punggungnya menabrak meja nakas. Ia merasakan nyeri.
“Dengar Rose,” hening sejenak.
“Aku akan membawamu pergi dari sini, jika aku ingin…”
“Aku ingin kau mengetahui apa yang pernah terjadi padamu, Rose. You are my Lady!”
Rose merasakan sesuatu dalam dirinya. Seperti, sesak dan seakan tersangkut (?) entahlah. Rose melihat mata picik pria itu semakin menarik dirinya lebih dalam. Ia terhipnotis. Tubuhnya berangsur melemah. Pria itu memegangi pundaknya agar Rose tidak kehilangan keseimbangan tubuh.
Pria itu mendekatkan wajahnya. Rose menurut saat dagunya diraih oleh si-pria.
“Namaku Kris Wu”
Sehun sedang berada dalam mobilnya bersama Luhan. Pria ini kelihatan gelisah. 5 menit lalu, ia menerima kabar buruk. Dan bertambah beban yang ia urus, Setelah ini ia harus menghadiri rapat saham dengan investor China. Sehun menatap jalan raya dengan gusar.
“Menurutmu, apa aku harus mewakili pertemuanmu dengan investor China itu?” ucap Luhan sambil mengemudi mobil. sesekali ia melirik Sehun yang gelisah disebelahnya.
ia tahu -jika temannya ini pasti memikirkan gadisnya. benarkah? sehun memiliki gadis?
“Ingat! Pria itu berbahaya, aku tidak mempercayai orang dengan porsi yang diberikan padanya.”
Luhan terkekeh pelan. Sebenarnya ia ingin sekali tertawa. Dengan masih terfokus pada jalan raya, Luhan mengurungkan niatnya untuk merespon ucapan Sehun tadi. Tapi apa ia harus diam?
“Katakan saja, jika kau iri dengan investor China itu?”
#
note; lagi! lagi! lagi! melenceng dari perkiraan. entahlah. thanks for read!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[FF EXO] FREELANCE | Dear Lady [2]

[FF EXO] FREELANCE | Dear Lady [1]